Selasa, 06 November 2012

Posting Lagii...

waowww....
jumpa lagi dengan blogger...
hihihii...

Udah setahun bro sejak blog ini aku buat, gak aku isi lagi dengan tulisan-tulisanku.. hehe..
ya maklum, udah mulai sibuk ma kerjaan, jadi lupa ma cita-cita untuk "menulis".
Yaaa...
setahun ini banyak sekali yang bisa diceritakan tentang antropologi, namun yahh nanti-nanti saja aku ceritanya satu2..
Sekarang, aku hanya mau berkangen-kangen ria dulu dengan blog-ku ini..hehe..

Salam Antropologi..

Rabu, 07 Desember 2011

Menjalin Rapport

The First Step to be the good Ethnographer is MAKING A GOOD RAPPORT.
Hal ini memang benar adanya, menjalin hubungan yang baik dengan informan merupakan salah satu langkah awal yang diperlukan oleh seorang etnografer. Mengapa demikian?
Karena sebagai seorang etnografer, kita memerlukan kedalaman data yang diungkapkan oleh seseorang informan. Kedalaman data yang dimaksud disini bukanlah hanya pada apa yang dia tahu karena pengetahuannya saja, tetapi juga secara keseluruhan apa yang dia pikirkan dan dia rasakan. Segala perasaan yang dia ketahui tentang obyek penelitian etnografi merupakan suatu data yang sangat baik dan diperlukan. Sebuah data etnografi terasa akan sangat hambar bila hal itu ternyata hanya berasal dari jawaban-jawaban spontan dari seorang informan. Etnografer memerlukan jawaban yang benar-benar berasal dari lubuk hati seorang informan.
Pertanyaan selanjutnya yang muncul dari kondisi dan keperluan ini adalah, Bagaimana kita bisa mendapatkan data tersebut jika kita tidak menjalin hubungan yang baik dengan informan?
Untuk itulah diperlukan sebuah langkah untuk menjalin rapport yang baik.
Menjalin rapport yang baik dengan informan juga tidak mudah untuk dilakukan. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengetahui berbagai macam hal mengenai informan tersebut. Mulai dari latar belakangnya, kehidupan sehari-harinya, sifat, dan karakteristik orang tersebut.


(tulisan ini belum selesai..karena keterbatasan waktu, maka saya sudahi disini dulu.. secepatnya akan saya perbaiki...)

Sabtu, 03 Desember 2011

Metode Antropologi

Sebagai sebuah disiplin ilmu pengetahuan, Antropologi tentu memiliki sebuah metode tersendiri dalam mengaplikasikan pengetahuannya. Salah satu metode yang plaing dikuasai di dalam Antropologi adalah Metode Etnografi.
Metode tersebut dalam hemat saya dapat dijadikan beberapa step yang jelas.berikut saya uraikan secara gampang dan ringkas melalui step-step tersebut.

1. Menjalin rapport.
Menjalin rapport atau menjalin hubungan merupakan satu langkah pertama yang sangat penting dalam dunia Antropologi. Sebagai langkah pertama di dalam sebuah penelitian Antropologi, menjalin rapport menjadi langkah utama untuk menunjang keberhasilan sebuah penelitian. Menjalin hubungan disini tidak hanya saling mengenal antara peneliti dengan informan, tetapi juga mengerti dan memahami. Dengan demikian, maka antara peneliti dan informan akan terjalin hubungan yang baik. Hubungan yang baik akan memungkinkan langkah selanjutnya dalam penelitian akan semakin mudah.

2. Observasi.
Observasi merupakan langkah pengamatan terhadap segala kondisi yang ada di dalam lapangan penelitian. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui lingkungan yang ada di sekitar lokasi penelitian. Di dalam Antropologi, pengamatan yang dilakukan tidak hanya dalam hal 'melihat', tetapi juga mendengar, meraba, dan merasakan. Pengamatan yang baik, adalah pengamatan yang mampu melibatkan semua indera yang dimiliki manusia. Dengan melakukan observasi dengan cara seperti ini akan membuat peneliti mampu mendapatkan fakta-fakta yang belum tentu didapatkan dari buku referensi maupun dari wawancara.

3. Wawancara mendalam.
Wawancara mendalam merupakan salah satu langkah terpenting di dalam rangka mengumpulkan data bagi penelitian. Di dalam wawancara sendiri nantinya terdapat beberapa langkah penting yang perlu dilakukan (akan saya uraikan lebih lanjut di tulisan lain). Namun, satu hal perlu digaris bawahi, di dalam Antropologi tidak melakukan wawancara biasa seperti yang dilakukan para wartawan. Antropolog melakukan wawancara secara mendalam. Mendalam disini maksudnya adalah peneliti melakukan wawancara 'dari hati ke hati'. Sehingga jawaban yang dikeluarkan oleh informan tidak hanya berdasarkan yang diketahuinya, tetapi juga ia rasakan. Jawaban-jawaban yang dikatakan oleh informan akan menjadi modal penting di dalam pengumpulan data.

4. Triangulasi data.
Langkah ini merupakan langkah terakhir yang dilakukan oleh Antropolog, yaitu melakukan pengecekan data. Karena informan bisa berasal dari berbagai golongan masyarakat, maka triangulasi data dilakukan terhadap informan kunci, yaitu orang yang benar-benar paham terhadap permasalahan yang sedang diteliti. Langkah ini dilakukan untuk mengetahui kebenaran data yang berhasil dikumpulkan dari berbagai sumber. Dengan adanya langkah ini, maka data yang digunakan di dalam pelaporan meruapakan data yang valid, dan bisa dibuktikan kebenarannya.

Langkah-langkah penelitian di atas merupakan langkah-langkah didalam Metode Etnografi yang saya uraikan secara sangat singkat, yang tentu saja masih perlu menambahan dan pembenahan yang signifikan. Mengenai metode yang lebih jelasnya akan saya uraikan secara perlahan di dalam postingan-postingan saya selanjutnya. Atau, apabila anda ingin mencari sumbernya, Anda bisa membaca buku METODE ETNOGRAFI karya James Spradley, dan tentu saja masih terdapat berbagai macam buku lainnya yang masih bisa anda gunakan sebagai referensi untuk mengetahui lebih mendalam mengenai Metode Etnografi.

Curhat Seorang Lulusan Antropologi

Sudah kenal Antropologi apa belum??

Pertanyaan di atas berkutat begitu sering di otak saya. Entah kenapa saya ingin sekali menanyakan hal tersebut kepada semua orang yang saya temui di jalan dan mendengar bagaimana jawaban mereka. Orang-orang yang ingin saya tanyakan ini pun bukan hanya orang-orang tertentu misalnya akademisi, kawan-kawan di kampus, atau dosen-dosen. Tetapi semua orang! Ya, saya ingin menanyakan hal tersebut ke semua orang!! Mulai dari bapak-bapak tukang becak sampai orang-orang 'penting' yang ada di bangku DPR. Mulai dari petani hingga Presiden. Mulai dari pedagang asongan dan kaki lima hingga ke pengusaha, konglomerat, CEO, atau direktur utama berbagai perusahaan.

Mengapa pertanyaan tersebut begitu ingin saya cari jawabannya?? Saya sendiri juga tidak tahu mengapa. Entah karena pengalaman pribadi, ataupun karena pengalaman kawan-kawan sejawat saya, ataupun karena pengamatan saya terhadap Antropologi itu sendiri. Namun, saya ingin mengatakan sedikit hal di tulisan ini. Antropologi masih sangat minim diketahui oleh masyarakat luas.
Saya punya satu cerita pribadi yang cukup miris bagi saya sendiri. Saya adalah seorang fresh graduate dari jurusan Antropologi, tentu saja perlu untuk segera mencari suatu kehidupan yang baru yaitu dunia pekerjaan. Saya pun menggunakan salah satu situs untuk mencari pekerjaan yang cocok dengan latar belakang pendidikan saya. (saya menggunakan situs web karena selama saya mencari lowongan pekerjaan di koran, sangat jarang sekali saya melihat syarat yang dibutuhkan : Sarjana Antropologi, minimal yang saya temukan adalah social science, itupun sangat minim jumlahnya). Oke, kembali ke topik. Suatu ketika, saya ditelpon salah satu perusahaan yang saya masukkan aplikasi lamaran. Di dalam pembicaraan tersebut, jelas-jelas beliau menyatakan tidak mengetahui mengenai Antropologi. Di akhir pembicaraan, beliau juga mengatakan akan membicarakan dulu apakah Antropologi bisa masuk di pekerjaan di perusahaan tersebut. (sekadar catatan, pekerjaan itu adalah Marketing). huuuuffffhhhhtttttt.......Hati saya benar-benar sangat dongkol mendengar hal tersebut. Bagaimana tidak, bahkan untuk menjadi seorang marketer pun Antropologi seakan sudah tertutup pintunya. . . . . .

Entahlah. . . Pada waktu itu, saya hanya berusaha berpikir positif bahwa mungkin tidak di perusahaan tersebut tempat saya nantinya. Namun, otak saya tetap berpikir terus, dan pertanyaan demi pertanyaan keluar di otak saya. Apakah benar, tidak ada tempat yang cocok untuk Antropologi di suatu Perusahaan? Apakah untuk menjadi seorang marketer pun Antropologi begitu sulitnya?? Apakah..... Apakah..... Apakah......
******

Kamis, 01 Desember 2011

Salam Kenal dari Antropologi

Post Pertama .

Sebuah keinginan yang telah lama terpendam di hati untuk bisa memposting sesuatu ke dalam sebuah Blog. Sebagai seorang newbie di dunia Blog, saya meyampaikan salah kenal kepada seluruh Bloger yang telah mendahului saya lalu lalang di dunia maya ini. Saya juga pasti membutuhkan banyak sekali saran dan kritik yang membangun di kemudian hari untuk lebih meningkatkan kemampuan posting saya sehingga blog baru ini boleh menjadi lebih baik lagi.

Semua Tentang Antropologi.
Entah nama apa yang tepat untuk menyebut blog ini, namun ada sebuah hasrat yang sangat besar bahwa blog yang saya buat akan selalu berhubungan ilmu yang saya miliki, ANTROPOLOGI. Saya berharap bahwa posting-posting saya akan selalu berhubungan dengan Antropologi.
Mengapa Antropologi? Hanya 1 jawaban jujur dari saya pribadi, KARENA ANTROPOLOGI BELUM BANYAK DIKENAL MASYARAKAT INDONESIA. Berdasar berbagai pengalaman yang telah saya lalui, saya menyadari bahwa dunia antropologi masih minim diketahui oleh masyarakat umum. Jangankan masyarakat, para mahasiswa dari berbagai jurusan dan universitas pun belum tentu mengerti mengenai Antropologi. Dan, yang lebih menyedihkan lagi bagi saya adalah masih sedikitnya pakar bisnis yang mengetahui antropologi. Hal ini akan menjadi kesulitan tersendiri tatkala lulusan Antropologi mencari pekerjaan. Banyak perusahaan yang memandang sebelah mata terhadap Antropologi karena mereka tidak mengenal antropologi* (*curhat probadi.. :-D).
Dengan adanya Blog ini, saya berharap ke depannya saya dapat mengenalkan dunia Antropologi kepada dunia. Saya juga berharap bahwa kemampuan menulis saya akan semakin baik sehingga Blog ini akan semakin menarik untuk dibaca.
Sekian perkenalan dari Saya, kurang dan lebihnya saya ucapkan maaf. dan juga terima kasih karena telah menyempatkan membaca tulisan ini. Sekian dari saya. Semoga Bermanfaat.
Salam Antropologi

Entri Populer